Minggu, 30 Maret 2014

Puisi-puisi Goenawan Mohamad dan Sapardi Djoko Damono

Kemerdekaan tanpa dipermasalahkan
Jika pada puisi-puisi sebelumnya masa terasa bahwa kemerdekaan dipermasalahkan di dalam puisi, maka akan berbeda jika kita mencoba melihat puisi-puisi Goenawan Mohamad dan Sapardi Djoko Damono. Puisi-puisi mereka tidak lagi mempermasalahkan ke dalam, mengalir di dalam nya dengan tenang dan merdeka.
Kemerdekaan didalam puisi-puisi mereka bukanlah suatu masalah tapi suatu keadaan. Tidak ada protes didalamnya. Yang diundang barangkali adalah kearifan, kejatmikaan dalam renungan. Bahkan terhadap masalah yang amat peka sehubungan dengan kemerdekaan pun tidak terasa ada semacam protes, kekecewaan, dan kekesalan.

Puisi Gugur Dalam Pencegatan Tahun 45

Demikianlah cerita kakek penjaga
Tentang pengunjung lelaki setengah baya
Brkemeja drill lusuh, dari luar kota
Matanya memandang jauh, tubuh amat kurusnya
Datang ke musium perjuangan
Pada suatu sore yang sepi
Ketika hujan rinai tetes-tetes di jendela
Dan angin mengibarkan tirai serta pucuk-pucuk
cemara

Selasa, 25 Maret 2014

Puisi Karya Taufik Ismail:

Buku Tamu Musium Perjuangan

Pada tahun ke enam
Setelah dikota kami didirikan
Sebuah musium perjuangan
Datanglah seorang lelaki setengah baya
Berkunjung dari luar kota
Pada sore bulan November berhujan
Dan menulis kesannya di buku tamu
Buku tahun keenam, halaman seratus delapan
"Bertahun-tahun aku rindu
Untuk berkunjung kemari
Dari tempatku yang jauh sekali
Bukan sekedar mengenang kembali
Hari tembak menembak dan malam penyerangan
Di daerah itu

Sabtu, 15 Maret 2014

Senja Di Pelabuhan Kecil

Buat Sri Aryati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta 
Di antara gudang rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tidak berlaut
menhembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelapak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak 
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak

Kamis, 13 Maret 2014

Puisi-puisi Chairil Anwar

Kemerdekaan dalam sikap dan pernyataan.
Dalam puisi-puisi Chairil Anwar, kemerdekaan selain dijadikan tema, sekaligus mewarnai sikap dan pernyataan-pernyataannya. Pengertian kemerdekaan tidak hanya terbatas pada kemerdekaan sebagai bangsa, tapi tertutama adalah kemerdekaan manusia. Pada zamannya, Chairil Anawar tidak hanya berhadapan  dengan penjajahan bangsa oleh bangsa, tapi juga dengan sikap-sikap feodal, hiprokrisi, kebekuan nilai-nilai, dan bahkan penjajahan manusia oleh manusia.

Minggu, 09 Maret 2014

Puisi-puisi Angkatan Dua Puluh dan Pujangga Baru

Kemerdekaan sebagai cita-cita
Pada fase awal  Puisi-puisi Indonesia Modern (puisi-puisi M.Yamin dan Rustam Efendi) kemerdekaan dilihat sebagai sesuatu yang di rindukan, jauh, dan sayup-sayup. Mungkin ada keinginan didalamnya tetapi belum terlihat perjuangan dan sikap hidup yang menyertainnya. Keinginan hanya terlihat pada hasat yang besar untuk mengemukakan cita-cita (yang lebih bersifat kolektif, suara bersama). 
Akan tetapi hanya sampai disana. Tidak ada usaha pendobrakan terasa dalam puisi-puisi mereka, baik pendobrakan terasa dalam puisi-puisi mereka, baik pendobrakan dalam sikap maupun pendobrakan dalam pengungkapan dan struktur puisi. Agaknya inilah sebabnya kenapa mereka memilih bentuk-bentuk soneta (yang masih terikat) dalam pengungkapan puisi-puisi mereka.
Lihatlah Puisi M.Yamin berikut :

Sabtu, 08 Maret 2014

Beberapa Catatan atas Puisi-puisi Indonesia Modern



Puisi Indonesia adalah suatu bentuk puisi yang baru yang sebelumnya tidak diketahui dalam tradisi puisi Indonesia asli. Sebagaimana dengan Kesusastraan Indonesia Modern. Puisi Indonesia Modern juga merupakan bentuk sastra hasil persentuhan dengan tradisi sastra asing, terutama Kesusastraan Barat. Di dalam sastra Kesusastraan itu tidak hanya terbatas menghasilkan perubahan-perubahan dalam struktur, tapi juga dalam tema, sikap, dan visi kepengarangan. Perubahan-perubahan dan gejala-gejala yang terlihat di dalam struktur dapat menjelaskan dan dijelaskan melalui proses perubahan dalam tema, sikap, dan visi kepengarangan.
Perkembangan Puisi Indonesia Modern pada hakikatnya merupakan gambaran dari perkembangan manusia Indonesia Modern. Awal abad keduapuluh sebagaimana juga masa mula Indonesia Modern, juga adalah era baru dari perkembangan manusia Indonesia yang baru. Manusia dan masyarakat yang berasal dari berbagai struktur secara perlahan tapi pasti mulai keluar dan melepaskan diri dari langit tempurung sub-kulturnya masing-masing untuk kemudian mencari dan masuk ke dalam kultur yang baru, yang bernama Kebudayaan Indonesia.