Selasa, 01 September 2015

Puisi Untuk Ayah Bunda

Aku adalah secarik kertas
Aku putih
Aku hitam
Aku biru
Aku hijau
Aku Orange
Aku berganti warna
Hanya bagaimana kau mewarnaiku
Aku membentuk diri sebagaimana aku merekammu
Kau keras, aku mampu lebih keras melebihimu
Kau memaki, aku menyumpah
Kau geram, aku menggeram, aku semakin tidak peduli

Kau berteriak, aku meruntuhkan kesabaranmu untuk menahan kepalan
Kau memukul, aku berkelahi dengan orang lain
Kau menghina, aku menghujat orang lain
Kau menderas amarah, aku tumbuh menjadi pribadi pemarah yang menimbun kebencian
Kau menahan dendam, aku mendewasa dengan tangan besi
Aku sebagaimana kau berperan dihadapanku
Itukah yang kau inginkan aku menjadi?
Kau berkasih sayang, aku mengaplikasikannya menjadi karakterku yang pendamai.
Categories:

26 komentar:

  1. ini adalah bahan renungan utk para ortu

    BalasHapus
  2. Puisinya sangat menyentuh sekali ... Peran ayah dalam mendidik anak akan menjadi penentu sifat anak kelak...

    BalasHapus
  3. bner nih. jadi takut saya.
    jadikan aku bpk yang mencoh kelakuan yang baik bagi anak. aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga mangs adul jadi bapak yag bisa di contoh yg baik bagi anak-anaknya

      Hapus
  4. sifat anak tergantung pada didikan ayah dan bunda :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ibarat pepatah buah tak jatuh dari pohonnya ya..

      Hapus
  5. jadi sayangi dan bimbing anak anak ya kang. jgn cuekin dia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadang saking sibuknya orang tua anak-anak kita dicuekin begitu saja ya, kasihan sekali

      Hapus
  6. dalem bener kata2nya Pak, sangat menyentuh sekali :) . . Jadi kangen sama ortu dikampung hihihih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya gan, ini baik sekali utk bahan renungan para ortu

      Hapus
  7. siiph, semoga saja semua ayah diberikan nikmat sehat dan kesabaran untuk mengurus anak" nya. amin

    BalasHapus
  8. harus baik sama anak ya mas, tapi pergaulan diluar juga berpengaruh sih mas, bukan hanya faktor orang tua saja, tapi ortu tetap harus mendidik anak sebaik mungkin..

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang pergaulan diluar juga sudah teralu bebas

      Hapus
    2. saling terbuka akan lebih baik untuk masa sekarang ini,,sebagai bujangan,saya juga respect :D

      Hapus
    3. apa menjaga pergaulan anak bisa menjadi solusi mas?biasanya anak kalo dibatasi dalam pergaulan malah makin melunjak :)

      Hapus
    4. Ya bisa mas, asalkan di rumah fasilitas juga di lengkapi dan ada temannya kakak, atau adik nya

      Hapus
  9. Kalau kami baca berulang kali dan lagi, dan lagi, dan baca lagi..

    Ini sih bukan Puisi untuk ayah. Tapi teguran untuk Sang Ayah.

    Semoga Sang Ayah bisa mengerti dengan semua permasalahan diatas.

    BalasHapus
  10. Keren puisinya, bingung mau komen juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenapa harus binung gan, jangan bingung-bingung atuh, ngomong-ngomong cepet juga kunjungannya gan, makasih ya

      Hapus
  11. renungan buat ortu,diliat dari puisinya, mendidik anak ga segampang ngebuatnya :D

    BalasHapus

Perhatian : Untuk kebaikan bersama Dilarang menyisipkan Link Hidup.
jika cuma teks url blog/web atau isi di daftar tamu itu tidak menjadi masalah, kalaupun masih ada tentunya Pihak Admin akan Menghapusnya.